kota kenangan, kota kenangan
takkan terlupa
Di sanalah, di sanalah, di Surabaya
pertama lah, tuk yang pertama
kami berjumpa
Kuteringat masa yang telah lalu
s'ribu insan, s'ribu hari
berpadu satu
Surabaya, di tahun empat lima
kami berjuang, kami berjuang
bertaruh nyawa
Kalian pasti tidak asing dengan untaian untaian kalimat-kalimat diatas, ya kalimat tersebut merupakan lirik lagu berjudul "Surabaya" yang dipopulerkan oleh salah satu srikandi keroncong yang dimiliki Indonesia Sundari Soekotjo jika kalian ingin lihat videonya, nih saya sertakan alamat websitenya Read more: http://www.wowkeren.com/lirik/sundari_soekotjo/surabaya.html#ixzz4RjgPkMoO
Monumen Sura dan Baya, yang menjadii ikon khas Surabaya. |
Surabaya merupakan ibu kota provinsi Jawa Timur, Indonesia. Saat ini Surabaya menjadi kota terbesar kedua setelah Jakarta. Maka disebut dengan kota "Metropolitan" . Surabaya terletak di tepi pantai utara Pulau Jawa dan berhadapan dengan Selat Madura serta Laut Jawa. Kata Surabaya, terpacu pada cerita legenda di Surabaya. Yaitu pertarungan antara hewan bernama Sura (sejenis hiu, sering disebut Suro) dan Baya (Buaya, sering disebut Boyo) di sepanjang bantaran sungai Kalimas. Maka disebutlah kota yang dialiri oleh sungai Kalimas tersebut dengan 'Surabaya' atau 'Suroboyo'. Itu cerita menurut legenda, tetapi ada lagi cerita tentang asal usul kota Surabaya.
Menurut Nanang Purwono dalam bukunya yang berjudul 'Sourabaya : Kampung Belanda di Bantaran Jalur Perdagangan Kali Mas' Surabaya di awal abad ke-17 adalah hanyalah sebuah kota kecil yang dibangun oleh perusahaan dagang Belanda VOC (Vereeniging Oost Indies Compagnie) di tepi barat sungai kalimas. Surabaya dijadikan pusat pos perdagangan Belanda yang lambat laun berubah fungsi menjadi benteng pertahanan dengan nama benteng Providentia atau benteng Belvedere.
Keberadaan 'Kota Surabaya' tidak semata-mata muncul berkat Belanda, tetapi berdasarkan buku Soera ing Baja (1975) kota Surabaya sudah ada sebelum bangsa Belanda masuk tanah Jawa. Diceritakan bahwa ketika Raden Wijaya beserta pasukannya berhasil mengalahkan dan mengusir serdadu Tartar dari Tiongkok melalui muara kali Surabaya (Patjekan) pada 31 Mei 1293. Atas kemenangannya tersebut, Raden Wijaya memberikan tanda kemenangan kepada para prajuritnya dengan nama Churabaya (Surabaya). Churabaya bermakna "prajurit gagah berani yang siap mengahadapi bahaya atau tantangan". Maka tidak heran setiap tanggal 31 Mei, Surabaya mempunyai bermacam-macam perhelatan di jantung kota Surabaya guna memperingati hari ulang tahun kota Surabaya.
VOC pada abad ke 18 mengalami kemunduran yang luar biasa, sehingga mengalami kebangkrutan. Namun sebelum VOC jatuh dan tak berdaya. VOC telah memberikan kenangan-kenangan berupa pembangunan rumah, jalan dan gang yang masih bisa kita lihat bahkan bisa kita lewati hingga saat ini. Bangunan khas Belanda bisa dilihat dari banyaknya pilar-pilar tinggi penyangga rumah dan bangunannya megah dan pondasi yang kokoh. Berikut bangunan bekas kolonial Belanda yang sampai sekarang masih bisa dinikmati dan digunakan.
Gedung Negara Grahadi Surabaya. Jl Gubernur Suryo, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, 60271 |
Gedung Siola Jl Tunjungan dan Jl Genteng Kali, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia |
Rumah Sakit Darmo Jl Raya Darmo No 90, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia 60264 |
Balai Kota Surabaya Jl Walikota Mustajab, Indonesia, Jawa Timur , 60272 |
Gedung Bank Mandiri Jl Kebon Rojo dan Jl Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur |
Gedung Balai Pemuda Jl Gubernur Suryo 15, Surabaya, Indonesia, Jawa Timur |
Hotel Majapahit Jl Tunjungan No 65, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia 60275 |