Monday, 14 November 2016

Warna Hidup


みんなさん、おはようございます, merupakan sapaan selamat pagi dalam bahasa Jepang, bacanya Minnnasan, ohayou gozaimasu. Eits,,, tunggu dulu kenapa kok malah kayak ngajarin gini ya???. Ini ada hubungannya loh dengan cerita yang akan saya tulis hari ini. Saya ingin menulis tentang pengalaman saya menjadi seorang guru di kehidupan nyata walau hanya berupa praktek semata. Saya berkuliah di Universitas Negeri Surabaya dengan konsentrasi jurusan Pendidikan Bahasa Jepang. Par mahasiwa dengan jurusan "pendidikan" wajib yang namanya praktek di lapangan menjadi seorang pendidik. Biasanya program bisa diampuh pada semester 6 dan mengharuskan mahasiswa untuk menjadi pengajar di sekolah-sekolah mitra Universitas Negeri Surabaya (UNESA).  Program ini biasanya disebut dengan PPP, yaitu akronim dari Program Pengelolaan Pelayanan. Sebelum para mahasiswa diterjunkan langsung di medan perang a.k.a sekolah-sekolah mitra, mahasiswa diwajibkan mengampuh mata kuliah PPP, yaitu berupa praktek menjadi guru namun masih praktek di depan dosen dan teman-teman sejawat.

Nah biasanya yang ditakutkan oleh para mahasiswa ini adalah bagaimana berperan sebagai guru? Bisakah saya mengajar atau berbicara di depan kelas? Bisakah saya menguasai kondisi kelas? dan sebagainya. Namun beda halnya dengan saya, yang saya takutkan hanya 1, yaitu saya melakukan PPP di luar kota Surabaya, karena saya mendengar kabar burung bahwa sekolah di Surabaya yang menjadikan pelajaran bahasa Jepang sebagai bagian dari mata pelajarannya hanya sedikit, bahkan bisa dihitung dengan jari. Alasan saya tidak ingin PPP di luar kota Surabaya, adalah saya tidak biasa jauh dari keluarga, saya tidak mudah beradaptasi dengan lingkungan luar kota Surabaya, mungkin karena Surabaya adalah tanah kelahiran, jadi bisa saya katakan lek gag mangan lek gag nduwe opo-opo, pokoke nek Suroboyo.

Akhirnya penempatan sekolah-sekolah mitra pun diumumkan, saya hanya bisa berdoa dan berharap saya bisa PPP di kota Surabaya. Di hari pembagian sekolah mitra, saya tidak datang ke kampus dan saya dipilihkan oleh teman-teman saya. Ternyata teman-teman saya sungguh baik hati dan sayang kepada saya, mereka memilihkan sekolah untuk saya yaitu SMA Negeri 3 Surabaya. Hati saya meledak bahagia, hingga tidak ada kata-kata yang terlontar dari mulut saya ini.

Daftar sekolah yang di Surabaya yang mengampuh mata pelajaran bahasa Jepang antara lain :
  • SMA NEGERI 3 SURABAYA
  • SMA NEGERI 17 SURABAYA 
  • SMK NEGERI 10 SURABAYA
  • SMK MATER AMABILIS SURABAYA
Bisa dihitung dengan jari kan???? yang lainnya mendapat sekolah di Sidoarjo, Mojokerto, dll.

Pengalaman mengajar saya di SMA NEGERI 3 SURABAYA, sangat-sangatlah menarik dan sangat indah. Mahasiswa PPP UNESA di SMA NEGERI 3 SURABAYA tidak hanya dari jurusan bahasa Jepang saja, tapi dari jurusan Matematika, Fisika, Biologi dan Geografi. Kami dari tim pendidik bahasa Jepang terdiri atas :
  1. Dinar Kautshar Ramadhona
  2. Prila Puji Ayuni
  3. Vivian Larasati Prakasiwi
  4. Siti Isti'aroh
Here We Are !!! (saya yang tidak berkerudung :P) #CJDW
Power of Girl's


Kami mendapat kelas untuk mengajar, yakni kelas X MIA 1-6 dan X IBB. MIA merupakan akronim dari Matematika dan Ilmu Alam, sedangkan IBB adalah Ilmu Bahasa dan Budaya. Seluruh murid kami sangat-sangatlah tertarik dengan bahasa Jepang, hal ini memudahkan kami dalam mengajar dan menguasai kelas. Tapi tidak selamanya kegiatan mengajar kami berjalan mulus, selalu saja ada kerikil tajam yang menghadang seperti adanya siswa yang tidak tertarik dengan pelajaran kami dan menjadi biang kerok keramaian kelas.

Berikut momen kami bersama murid-murid yang sangat-sangat memberikan memori terindah dalam hidup saya.
X MIA 2

X IBB

X MIA 6

X MIA 4

X MIA 3

X MIA 1



Pengalaman kami tidak hanya berkutat di lingkungan SMAGABAYA saja, kami beserta dosen native speaker bahasa Jepang beserta guru pamong berkesempatan melakukan piknik guna mengakrabkan diri agar pengajaran bahasa Jepang di SMAGABAYA bisa berjalan lancar.  Kami beserta Takasaki sensei dan Arlina sensei melakukan perjalanan Kenpark, sebagai awal dari keakraban kami. Disana kami memperkenalkan lontong kupang ke Takasaki sensei, dan ternyata responnya baik, beliau "cukup" menyukainya, setelah makan dilanjut ke gerbang naga dan patung Budha.

Di Jembatan Surabaya

Memperkenalkan Lontong Kupang dan Sate Kerang

Perjalanan kedua dilanjut ke Hutan Mangrove Rungkut Surabaya, disana kami mengadakan piknik kecil-kecilan sebagai keluarga baru, kami melakukan makan bersama dengan bekal yang sudah disiapkan sebelumnya yaitu kare ayam, mi goreng, sambal, kentang goreng dan rebus, buah dan camilan. Tapi tidak berhenti di situ saja, kami langsung lanjut ke pulau Madura untuk menikmati pemandangan bukit kapur merah (Bukit Arosbaya) dan bukit kapur putih (Bukit Jaddih) kami banyak mengabadikan momen-momen berharga sebagai kenangan yang tidak terlupakan :D








 Momen seperti ini sangat berharga untuk kami semua, karena sulit untuk melakukan piknik bersama seperti ini.


Cukup sekian ocehan saya tentang pengalaman saya selama PPP......sekian ありがとうございます。:D :*

No comments:

Post a Comment